Dari sekian banyak olahraga urban di Indonesia, mungkin saat ini nama Parkour sudah tersebar luas di sejumlah daerah di Indonesia. Orang awam yang melihat sering menyebutnya olahraga ‘loncat-loncatan’, dikarenakan latihan yang dilihat oleh mereka (sebagai orang awam dalam Parkour), setiap ada sesuatu yang bisa diloncati pasti akan dilompati dengan berbagai macam gerakan.
Tapi menurut para praktisi Parkour sendiri, seperti saya. Parkour bisa dikatakan sebuah seni bukan sebuah olahraga. Mengapa Seni ? Pertama saya akan menjelaskan secara singkat definisi parkour secara umum terlebih dahulu. Secara umum parkour merupakan seni bergerak dan metode latihan natural yang bertujuan untuk membantu manusia bergerak secara cepat dan efisien. Menurut David Belle sebagai founding father , parkour merupakan sebuah keinginan, cara hidup, serta olahraga yang memiliki metode natural untuk mengembangkan semua kualitas yang bisa dilakukan oleh tubuh manusia. Menambah stamina, kegesitan, kecepatan, dan tenaga hanyalah langkah pertama dalam Parkour.
Jadi Parkour mengajarkan kita untuk bisa bergerak dengan efektif dan efisien dalam melewati segala macam rintangan untuk mencapai tujuan yang kita ingin tempuh. Misal di depan mata kita ada sebuah pagar atau tembok yang menghalangi langkah kita, maka dalam tempo yang sesingkat-singkatnya kita harus bisa melewati halangan tersebut tanpa membuang banyak waktu.
Kembali lagi ke masalah seni. David Belle sang penemu nama Parkour, mengatakan bahwa Parkour itu adalah seni hidup, seni yang sangat berkaitan erat dengan kehidupan. David tidak menyebutkan secara detail apa makna dari perkataan dia tersebut. Tapi bagi saya dan praktisi Parkour lain, kutipan itu memang benar adanya.
Saya jelaskan menurut penjelasan saya pribadi apa makna seni kehidupan pada Parkour. Pertama, dalam Parkour disiplin adalah harga mati dalam latihan. Kita harus gembleng fisik, stamina dan mental kita sebelum benar-benar berlatih Parkour secara mendalam. Fisik dan stamina terasah, maka setiap ada rintangan yang akan kita taklukkan, tubuh kita akan benar-benar siap untuk bisa menaklukkan rintangan tersebut. Apa arti disiplin tersebut dalam kehidupan? Dalam kehidupan, setiap manusia pasti punya keinginan dan cita-cita untuk dicapai. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya kita harus mempunyai bekal terlebih dahulu. Kita perlu belajar, mencari banyak ilmu, bertanya banyak hal kepada orang-orang berpengalaman. BIla hal-hal itu sudah benar-benar terasah, maka untuk mencapai cita-cita kita pun pasti akan banyak kemudahan dalam mencapainya, karena sebelum terjun melangkah mencapai keinginan kita itu, kita perlu banyak belajar dari semua. Contohnya, bila kita mempunyai cita-cita untuk bisa keliling Eropa, pastinya sebelum mencapai cita-cita itu, kita perlu menabung uang selama beberapa bulan atau tahun, perlu banyak bertanya pada teman yang sudah pernah ke Eropa, perlu mencari tahu perincian biaya selama ada di Eropa,dll. Dan itulah makna disiplin dalam Parkour bila diaplikasikan dalam kehidupan.
Bila tadi tentang masalah disiplin, sekarang Saya jelaskan makna perlunya mengasah mental dan sugesti berpikir, tentunya dalam Parkour maupun kehidupan. Setiap praktisi Parkour pasti pernah mempunyai rasa takut dan tidak percaya diri pada saat menemukan obstacle yang levelnya bisa dikatakan sulit untuk dilewati. Sebelumnya saya beri sedikit kutipan dari David Belle. “Sewaktu berlari, saya akan menentukan suatu lokasi sebagai objectif, dan berkata pada diri sendiri ; Saya akan pergi kesitu, saya akan langsung menuju langsung ke situ. Saya akan ke situ secepat mungkin. Dan tak ada halangan yang akan memberhentikan saya.” Kutipan itu bermakna apapun halangannya, sesusah apapun rintangan itu, harus kita taklukkan. Tapi jangan gegabah dahulu dalam melewati semua medan rintangan. David Belle tidak pernah mengajarkan kita untuk menjadi orang yang ceroboh dan gegabah dalam melakukan sesuatu. Tidak ada yang instan dalam hidup ini, semua butuh proses seperti yang saya jelaskan pada paragraf sebelumnya tentang makna disiplin.
Dalam menghadapi rintangan yang sulit dan menakutkan, tubuh kita pasti akan ‘berkelahi’ dengan otak dan hati kita. Di satu sisi tubuh dan hati kita siap untuk menaklukkan rintangan itu, tapi di sisi lain otak kita menolak itu semua, membuat diri kita menjadi takut dan lalu malah meninggalkan obstacle tersebut. Padahal dari kutipan David Belle di atas, dia akan menaklukkan semua halangan yang menghadang langkah dia. Di kondisi seperti inilah kita harus belajar. Untuk bisa menaklukkan rintangan yang sulit, kita harus berlatih terlebih dahulu secara terus menerus dan berulang di rintangan yang lebih mudah. Adapatasikan tubuh dan otak kita di rintangan yang lebih mudah tersebut, lakukan secara berulang-ulang sampai hati dan pikiran kita hafal dengan aktifitas tersebut.
Sebagai contoh, saya ingin melewati obstacle yang tingginya sekitar 6 meter dari atas tanah. Awal saya berdiri di tempat tersebut dan ingin mencoba melompat, otak saya berontak untuk meminta tubuh saya agar tidak melakukan lompatan tersebut, padahal dari awal saya datang, saya ingin sekali melewati rintangan tersebut. Tapi karena masih ada keraguan, maka saya membatalkan keinginan saya tersebut. Lalu selama berminggu-minggu, saya berlatih melompat berulang kali di tempat yang serupa tapi lebih rendah, dan itu dilakukan berulang-ulang kali agar otak dan hati saya bisa hafal dengan kegiatan itu. Lalu setelah berminggu-minggu, saya kembali ke rintangan yang saya ingin taklukkan itu. Saya berdiri sejenak di tempat tersebut, melihat ke bawah dan sembari menghafal momentum yang sudah saya latih berminggu-minggu di tempat yang lebih mudah, tanpa ada keraguan lagi, saya melompati medan tersebut dan berhasil.
Lalu apa pelajaran yang dapat kita ambil dari penjelasan saya yang kedua tadi? Pelajaran yang kita ambil adalah, setiap kehidupan pasti mempunyai halangan dan tantangan, baik yang mudah dihadapi maupun yang susah untuk ditaklukkan. Bersyukurlah kita, bila selalu mendapat masalah yang sangat mudah untuk diselesaikan. Tapi ada beberapa orang yang kehidupannya penuh dengan masalah sulit. Tapi menurut pepatah, setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan, dan hanya orang-orang yang menyerah sajalah yang tidak akan pernah menikmati buah dari kesulitan tersebut.
Contoh sederhana, jika cinta kita selalu ditolak orang-orang yang kita cintai. Jangan memaksakan kegagalan tersebut menjadi akan sukses pada saat itu juga. Itu adalah tindakan gegabah dan sembrono, yang sudah pasti buah dari kegegabahan adalah kegagalan. Lebih baik kita mundur terlebih dahulu, pelajari lagi apa kesalahan-kesalahan kita yang membuat kita selalu gagal. Cari solusi dari setiap kelemahan yang kita punya, dan terus ditanam pada tubuh kita. Setelah banyak belajar dari kegagalan dan mulai yakin, coba lagi dengan keyakinan yang mendalam untuk menyatakan cinta. Bila gagal, coba lagi dan lagi. Tapi bila ternyata tidak berhasil-berhasil, maka kita sudah harus paham, kalau memang kita tidak bisa menaklukkan rintangan itu. Bila sudah putus asa, jangan bertindak nekat. Karena buah dari kenekatan tanpa ada pikir panjang sebelumnya adalah kegagalan, pasti akan membahayakan diri kita sendiri. Dan satu lagi pelajaran yang kita petik dari penjelasan yang kedua ini adalah, jangan pernah ragu dalam mengambil keputusan bila hati nurani kita sudah benar-benar yakin. Tidak akan pernah mendapat hasil yang sempurna bila kita bertindak dengan ragu-ragu.
Mungkin penjelasan singkat ini, bisa menjelaskan bahwa Parkour bukanlah kegiatan yang tidak ada makna dan terkesan berbahaya, karena justru kami sebagai praktisi sangat menghindari segala macam bentuk bahaya. Dan karena Parkour, banyak dari kami yang gaya dan ideologi hidupnya berubah.