Kaum Minoritas vs Kaum Mayoritas

Menyikapi betapa tidak adilnya perlakukan terhadap kaum minoritas yang dilakukan oleh kaum mayoritas.

Catatan Prestasi yang Diraih Joko Widodo

beragam prestasi Jokowi mulai dari saat menjabat Walikota Solo sampai sekarang menjadi Gubernur DKI Jakarta yang sudah dirangkum oleh salah satu simpatisan Jokowi.

Ecotech Garden, Teknologi Alternatif Pengolahan Grey Water

Ecotech Garden, sebuah teknologi alternatif yang cocok untuk diterapkan untuk mengolah Grey Water.

Rabu, 28 Agustus 2013

Kopi Instan & Cappuccino Good Day, Kopi Gaul Paling Enak

Blog Competition GoodDay


Di kantor lagi nggak ada kerjaan dan kebetulan suntuk banget , biasanya gue selalu browsing-an. Kerja nggak kerja yah memang gue harus selalu browsing buat cari bahan inspirasi, jadi nggak masalah kan hehe..

Lagi Googling, nggak sengaja ngeliat text yang isinya tentang ajakan kompetisi menulis blog "Kopi Instan & Cappuccino Good Day, Kopi Gaul Paling Enak". Walaupun hobi gue menulis, Sebetulnya gue paling males ikut-ikutan lomba menulis dengan tema apapun. Tapi berhubung tema yang satu ini udah nggak asing buat gue, jadi apa salahnya ikutan.

Yap.. pas tahu temanya tentang Good Day, gue udah nggak pikir panjang lagi untuk ikutan. Kenapa sih kali ini gue ikutan? Yah iyalah secara tiap hari gue bawa sebungkus Kopi Instan & Cappuccino Good Day, Kopi Gaul Paling Enak buat diminum kalo ngantuk. Seorang yang bijak pernah berkata, kalo lo membuat karya yang udah lo kuasai dan sehati tentang objek tersebut, maka pesan dari karya lo akan mudah tersampaikan ke orang lain.

Nah berhubung Good Day selalu gue bawa tiap hari ke kantor, apa salahnya donk kalo gue bikin sebuah karya tentang si “kopi” yang selalu menemani aktivitas gue? Dari wangi aja gue sampe hafal mana kopi Good Day dan mana kopi yang lain, berarti udah sehati kan gue sama si objek? Uhuuk..

Yah itulah alasan kenapa gue ikutan kompetisi menulis blog “Kopi Instan & Cappuccino Good Day, Kopi Gaul Paling Enak”. Selain alasan ikutan lomba, gue pikir nulis tentang Good Day emang seru kok. Seseru apa sih kira-kira pengalaman gue sama Good Day? Yuk ah dilanjut bacanya.

Pada awalnya gue termasuk orang yang jarang banget minum kopi. Gue anggap kopi itu minuman bapak-bapak dan nggak bagus untuk diminum anak muda, jadi kopi bukanlah minuman yang wajib diseruput tiap hari menurut gue.




Tapi semua pikiran gue tentang hal itu langsung terbantahkan di suatu waktu saat nyokap gue beli sekotak Good Day Cappuccino dengan warna hijaunya yang seolah-olah menghipnotis mata gue untuk ngebuka kotak itu. Taraaa.. tanpa izin ke nyokap, gue colong deh sebungkus Good Day Cappuccino buat gue seruput.

Yang paling bikin gue tertarik sama Good Day Cappucino sebetulnya ada di bungkusan kecil Choco Granule. Untuk gue yang awam di dunia perkopian, gue jadi penasaran sama bungkusan kecil itu dan gimana rasanya nanti kalo sudah dicampur sama Cappucino-nya. Dan ternyata rasanya ueenaaakkk pake banget! Dalam hati kecil gue bilang dengan lantang, “Kopi Instan & Cappuccino Good Day, Kopi Gaul Paling Enak”!! Saat itu juga gue kepikiran untuk nyobain semua kopi Good Day lainnya.



Produk Good Day lain yang langsung gue coba setelah Good Day Cappucino adalah Good Day Mocacinno. Gue termasuk orang yang suka nongkrong -nongkrong yang positif tapi yah- di sebuah tempat untuk ngobrol bareng teman-teman atau untuk sekedar cari inspirasi. Udah tau donk yah kalo taman-taman di Jakarta itu selain banyak orang pacaran juga banyak abang-abang yang jualan kopi naik sepeda?Hehe..

Nah si Abang tukang kopi itu nyamperin gue yang lagi duduk santai, walau gue sendiri nggak manggil doi. Pas Si Abang tukang kopi mau nge-rem, sekilas gue liat di hidung sepeda Si Abang tukang kopi, kopi Good Day Mocacinno berjejer dengan indahnya di hidung sepeda. Di dalam hati kecil, gue bilang “pas banget ini!”.  Sebelumnya gue emang udah niat pengen nyobain produk Kopi Instan & Cappuccino Good Day, Kopi Gaul Paling Enak yang lain. Langsung gue bilang ke Si Abang, “Satu Good Day Mocacinno, Bang!”

Bukan lebay lho yah kalo gue bilang kalimat “Kopi Instan & Cappuccino Good Day, Kopi Gaul Paling Enak” itu memang benar adanya. Karena tiap hari gue selalu kantongin sebungkus Good day ke kantor, jadi gue hafal persis perbedaan sebelum dan setelah minum Good Day. Good Day ini cocok banget untuk diminum sama tipe orang yang moody-an kaya gue. Kalo mood gue lagi jelek atau lagi ngantuk berat, terus minum Good Day, otak dan badan gue jadi kaya habis di-refresh. Mood membaik, mata pun jadi melek lagi.


Oia satu lagi, belom lama ini gue nyobain Coffee Freeze, apa lagi kalo bukan salah satu produk Kopi Instan & Cappuccino Good Day, Kopi Gaul Paling Enak. Saat itu gue lagi nggak bawa kendaraan buat jalan-jalan keluar, Kopaja jadi pilihan gue waktu itu. Dan panasnya pada saat itu luar biasa, mana gue lagi pake baju hitam kan, makin kerasa aja panasnya ckck..

Seperti biasa kalo lagi senggang,  gue pasti keluar untuk nongkrong di sebuah taman sebatas untuk refresh otak. Dan seperti yang sudah-sudah, lo semua pasti tau kan kalo gue disamperin sama siapa kalo lagi bengong di taman? Yah siapa lagi kalo bukan Si Abang tukang jualan kopi. Kayaknya ada dimana-mana yah yang jualan kopi pake sepeda hehe..

Dan gue sih nggak pernah terganggu sama yang jualan kaya gitu, namanya juga usaha mereka cari uang. Nah, Si Abang turun dari sepedanya, mata gue langsung cari minuman apa yang pas buat panas-panas gini. Jrengg..Jrengg taunya ada penampakan kopi biru bernama Good Day Coffee Freeze yang langsung menghipnotis mata gue untuk segera milih itu kopi. Karena covernya ada gambar Es, gue yakin ini paling cocok buat diminum pas cuaca panas. Dan ternyata? Nggak salah pilihan gue, langsung seger badan gue minum Good Day Coffee Freeze. Produk Kopi Instan & Cappuccino Good Day, Kopi Gaul Paling Enak yang satu ini top abis deh, jadi favorit gue sampai sekarang!

Yah begitulah pengalaman gue bareng Good Day. Harus diakui belum semua produk Produk Kopi Instan & Cappuccino Good Day, Kopi Gaul Paling Enak gue cobain. Karena gue milih rasa kan untuk diminum secara rutin yang cocok dengan aktivitas gue. Dan kebetulan ketiga produk itu yang jadi favorit gue sampai saat ini.

Jadi untuk para pembaca, jangan ragu buat milih Kopi Instan & Cappuccino Good Day, Kopi Gaul Paling Enak sebagai teman beraktivitas sehari-hari. Trust me, dijamin bikin selalu ceria setiap saat! Hope you always have a Good Day, All! See you.


Senin, 05 Agustus 2013

Mudik, Ajang Silaturahmi atau Adu Gengsi?

Mudik menjadi salah satu budaya yang paling tidak terpisahkan pada saat bulan Ramadhan menjelang Idul Fitri. Seolah menjadi ritual wajib, kurang pas rasanya jika harus berlebaran di luar kampung halaman tanpa bersama orang tua dan keluarga besar.

Macet menjadi hal biasa saat musim mudik.

Menurut Wikipedia, Mudik berarti kegiatan perantau/pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Sang pelaku mudik atau bisa dibilang pemudik biasanya bekerja di kota yang jaraknya jauh dari kampung halaman, dan Idul Fitri mereka jadikan sebuah momen tepat untuk berkumpul kembali bersama keluarga besar. 

Lalu apa yang membuat 'ritual' mudik menjadi aktivitas wajib para perantau? Apakah untuk pulang ke kampung halaman harus setahun sekali dan pada saat Idul Fitri? Mungkin pola pikir seperti ini yang sudah tertanam kokoh di otak warga Indonesia, sehingga sampai kiamat pun sepertinya aktivitas mudik akan terus dilakukan.

Saya yang juga bisa dikatakan sebagai pemudik, sering berpikir kenapa dan haruskah melakukan mudik? Setiap tahun harus bermacet-macetan, menghabiskan uang dan tenaga untuk sampai ke kampung halaman tapi tidak pernah ada yang kapok akan aktivitas ini. Lalu sesampainya di kampung halaman, apa yang akan kita lakukan selain tentunya bercengkrama bersama keluarga?

Dari pengamatan saya, setiap orang yang mudik pasti akan membawa keluarga lengkap , kendaraan terbaik, aksesoris tubuh lengkap, baju-baju bagus dan 'gadget' terbaru kalau mereka penggila gadget. Pertanyaan yang muncul dari saya. kenapa sih mau silaturahmi saja harus membawa sesuatu yang sebetulnya tidak perlu untuk dibawa dan diperlihatkan?

Sebagai pribadi yang tidak suka muluk-muluk dalam beraktivitas, hal itu membuat saya geleng-geleng kepala. Setahun penuh merantau, mereka mengumpulkan harta untuk nanti dipamerkan di kampung halaman agar dianggap sebagai orang yang sukses dan berhasil selama berada di kota rantauan? Tidak ada yang salah dengan alasan tersebut memang, tapi pola pikir seperti itu yang bisa jadi berbahaya bagi beberapa kalangan.

Kalau pola pikir orang-orang bahwa mudik harus membawa harta dan benda untuk dipamerkan, bagaimana jika selama diperantauan kita merupakan seseorang yang gagal? Gagal untuk menjadi orang sukses, gagal mempunyai pekerjaan layak, gagal mempunyai keluarga yang sakinah, dan beragam kegagalan-kegagalan lainnya? Pola pikir salah tersebut yang bisa jadi berbahaya bagi beberapa kalangan.

Kalau patokan syarat mudik harus membawa dan memamerkan harta, bagi Si Gagal tentunya selama setahun mereka akan melakukan segala macam cara agar mereka bisa mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. Hal yang lumrah kalau mereka melakukan segala cara dengan aktivitas positif, bagaimana kalau aktivitas negatif mereka lakukan demi tabungan buat mudik nanti?

Seratus orang berpikiran untuk melakukan hal negatif , tingakat kenyamanan dan angka krimimalitas di sebuah kota akan sangat mengancam. akan banyak orang mengalami kecopetan, perampokan, pembunuhan, perkosaan jika pola pikir seperti ini terus tertanam di kepala masyarakat Indonesia.

Saya sebagai pelaku mudik menghimbau, jangan jadikan mudik sebagai momen untuk adu gengsi, adu gaya, dan adu harta sesama keluarga di kampung halaman. Biarkanlah mudik dijadikan sebagai momen untuk bersilaturahmi, bermaaf-maafan , dan menyegarkan kembali isi otak yang penat selama hidup di kota.

Sekian dan Minal Aidin Wal Faidzin.